PESUGIHAN KELUARGA NINGRAT (NGIPRI KETHEK) PART-16 @bacahorror @IDN_Horor #malamjumat #ceritapesugihan #ceritaserem
Siapakah yang nantinya berurusan dengan pak lingga dan aparat pemerintah? Btw, raden Kuncoro dan Nyai Ratih adalah tokoh terbaru yang terlibat dari pesugihan ini hingga 15 tahun ke depan. Akan dibuka di part-19
Nanti drop part 1-15, ya. Sabar ....
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
BAGIAN XVI ‘’KORBAN KE-9’’ Malam itu, bapak dan ibuku sedang berada di ruang tamu. Sembari membicarakan perkembangan dari mas rahardian, ibu juga sempat menanyakan terkait perkembangan dari mas cipto.
Ibu sangat khawatir jika mas cipto bakal menjadi tumbal selanjutnya. Seluruh pertanda yang menjerumuskan kepada mas cipto bahwa dia adalah tumbal selanjutnya benar-benar terlihat dengan jelas.
Apalagi, mas cipto menjadi bulan-bulanan dari pengejaran jin kala ireng. Jika kang waris tidak menjaga mas cipto, kemungkinan besar, nyawa mas cipto akan melayang dan dinobatkan sebagai tumbal selanjutnya dari rencana yang dijalankan oleh raden angkoro dan juga pak lingga.
‘’Pak? Bagaimana dengan keadaan mas cipto? Perutnya sudah mengecil lagi, kan?’’ Tanya ibu ‘’Alhamdulillah, bu. Mas cipto baik-baik saja. Namun, serangan yang kedua ini sedikit parah.
Sampai-sampai, sesuatu yang berada di perut mas cipto benar-benar terdapat benda yang mengerikan.’’ Jelas bapak ‘’Maksud bapak?’’ Tanya ibu
‘’Pada serangan yang pertama, dari bagian dubur mas cipto keluar belut. Dan yang sekarang, ketika menggunakan metode telur, sesuatu yang berada di dalam perut ams cipto berisi paku-pakuan dan jenis benda tajam lainnya bahkan serangga-serangga kecil.’’
Tiba-tiba, ibuku langsung menutup mulutnya. Ia membayangkan jika serangan itu benar-benar mengena pada dirinya. Bapak yang melihat hal itu hanya terdiam. Ibu sudah terbiasa sering terbawa suasana orang yang sedang bercerita.
Dia seperti menghayati, meresapi dan merasakannya seperti seolah-olah dia adalah korban dari serangan itu. Bapak pun mengurut leher ibu. Mungkin, penyebab dari kurangnya istirahat adalah sebagai pertanda jika ibu mudah lemas dan merasakan hal-hal sesensitif itu.
‘’Sudahlah, bu. Sebentar lagi, kita akan menghentikan itu semua.’’ Ibu menatap wajah bapak. Warna hitamnya sedikit meninggi seperti menandakan rasa ketidak percayaan diri terhadap apa yang dikatakan oleh bapak.
‘’Pak! Raden angkoro bukan orang biasa. Dia yang sudah membunuh mbak ina, sugeng dan juga ibu (nyi endang). Belum lagi bergabungnya pak lingga yang berasal dari ranah pemerintahan. Mereka semua sulit untuk ditumbangkan.’’ Jelas ibu
Bapak hanya mengangguk paham. Ia mengerti maksud dari ibu. Namun, ibu masih belum mengerti tentang sesuatu hal yang terjadi di dunia ini bukan terjadi karena apa yang kita pikirkan.
Melainkan, di balik itu semua ada campur tangan Tuhan yang kebetulan sedang memberikan sebuah percobaan kepada makhluknya ketika diberikan kemudahan. Jika manusia ini pandai bersyukur, mungkin, dia tidak akan melakukan hal itu.
Namun, jika yang diprioritaskan adalah standar kehidupan yang tingga. Gaya melejit namun hal yang berasaskan kepada kemanusiaan sungguh pelit.
Malam itu, bapak mengajak ibu untuk tidur lebih dulu. Bapak tidak mau jika ibu selalu memikirkan hal-hal yang buruk terlebih lagi kepada sesuatu yang membuat pikirannya hanya terjebak kepada rasa sedih yang berkepanjangan.
Akan tetapi, bapak lebih memilih untuk tidur di ruang tamu. Bapak ingin menjaga ibu dan juga mas rahardian. Feeling bapak seperti mengatakan ada sesuatu yang berbeda di malam ini.
Bapak merasa, ada tamu yang datang untuk sekedar menengok atau memang ini memberikan kejutan yang tidak terduga. Yang bapak takutkan hanya satu. Jika dia tertidur di dalam kamar, takutnya, tamu itu adalah tamu ghaib yang mungkin saja bisa masuk dengan keinginannya.
Lalu, dia membawa sesuatu yang sifatnya mungkin tidak baik bagi isteri dan juga anaknya. Entah ini serangan yang sama seperti serangan yang diberikan kepada mas cipto, atau memang memiliki perbedaan dari segi serangan namun resikonya sangat membesar.
Bapak tidak mengambil langkah itu. Bapak lebih baik tidur di luar untuk melindungi mereka berdua dari pada dia tertidurnya nyenyak di kasur namun kedua orang yang dicintainya menderita karena keberadaan dirinya.
Semilir angin malam berhembus di luaran. Suaranya yang sangat familiar ketika menggugurkan angin membuat bapak terkadang terbangun lalu memejamkan matanya lagi.
Bapak tidak tenang. Kali ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena mungkin ada sesuatu perasaan yang membuatnya janggal dan khawatir akan keberadaan isteri dan juga anaknya. Dan benar saja, ketika jam 01.00 pagi, ada tamu yang datang.
Lampu yang semula menyala tiba-tiba saja langsung mati dengan sendirinya. Suara angin yang berada di luaran rumah kini berganti menjadi suara aneh yang muncul secara misterius.
Seperti suara orang yang sedang geram. Eramannya benar-benar terdengar dengan jelas persis di hadapan wajah bapak. Ingin rasanya bapakku ingin membuka kedua matanya. Namun apa daya, rasa kantuk ini benar-benar memperbudak dirinya.
Lalu, suara itu semakin kencang … ‘’Rrrrrr ….. ‘’ Bapak masih tetap memejamkan kedua matanya. Sembari memcoba untuk tenang, bapak rasa, suara itu berasal dari sugestinya. Ia mencoba untuk tidak terlalu panik ketika ada sesuatu yang membuatnya terasa tertekan.
Karena, jika memang itu adalah sebuah kiriman yang berasal dari raden angkoro, sudah pasti, sosok itu adalah jin kala ireng. Dan memang, ketika sudah di masa lelah-lelahnya tubuh dan tidak bisa bergerak apa-apa lagi, energi bapak menjadi terkuras dengan cepat.
Selain itu, ia juga tidak bisa melakukan apapun untuk mengatasi hal tersebut. Tidak lama kemudian, ada sesuatu yang memegang wajah bapak. Tangannya yang kasar serta kukunya yang tajam membuat bapak pun terkejut.
Bapak pun membuka matanya secara perlahan. Lalu, pandangannya kini tertuju kepada sebuah tangan yang tiap kukunya sangat panjang dan tajam. Warnanya juga sedikit unik. Di bagian ruas jarinya terdapat corak warna hitam legam namun sedikit kemerahan.
Tidak lama kemudian, sosok tersebut perlahan mencekik leher bapak. Awalnya kekuatan dari cekikan itu terasa sangat ringan. Namun, lama kelamaan, cekikannya begitu terasa kuat.
Dengan kuku-kukunya yang tajam, tentu saja, bagian leher bapak merasa kesakitan karena tusukan dari kuku-kuku sosok tersebut terasa seperti silet yang menyayat bagian leher bapak.
‘’Astaghfirullah … ‘’ ‘’Rrrrrrrrrr … ‘’ Suara dari jin kala ireng benar-benar membuat telinga bapak berdenging kencang. Wajahnya yang amat mengerikan seperti memberikan rasa takut kepada bapak.
Namun, karena memang bapak telah terlatih untuk bisa menghadapi sosok-sosok yang memang bersinggungan dengannya, mulut dan hati bapak terus bergumam untuk menyebut asma-asma Allah.
Tujuannya adalah agar segaal gangguan yang memang mengarah kepada tindakan yang membuat bapak celaka, atas bantuan tuhan, semuanya akan sirna.
Sosok itu terus mencekik bapak hingga sekujur tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali. Badan bapak yang seharusnya memberontak, kini, kedua kakinya benar-benar tertahan sama sekali hingga tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali.
Lalu, tidak lama kemudian, sosok tersebut perlahan melepaskan tangannya saat mengetahui ada sesuatu yang hadir tepat di bagian depan pintu rumah. Entah siapa yang hadir, namun, jin kala ireng itu tampak ketakutan dan melepaskan kedua tangannya.
Sesaat kemudian, jin kala ireng itu berlari ke arah belakang pintu rumah. Sebenarnya, bapak ingin sekali mengejar sosok tersebut, namun, semenjak jin kala ireng itu menduduki tubuhnya, tubuh bapak pun tidak bisa digerakkan sama sekali.
Bapak pun mencoba untuk menenangkan diri. Nafasnya masih belum normal. Entah, apa yang baru saja terjadi sampai-sampai jin kala ireng mendatangi rumahnya dengan raut wajah yang benar-benar menyeramkan.
Selain itu, bapak menyadari jika jin kala ireng yang ditemuinya sekarang berbeda dengan jin kala ireng yang ditemuinya terdahulu.
Sepertinya, dengan bergabungnya pak lingga ke dalam barisan raden angkoro, hal ini membuat sosok jin kala ireng menjadi sosok yang memiliki energi yang sangat menyeramkan.
Jika memang benar, berarti, dukun yang dipekerjakan oleh pak lingga telah berperan besar sampai-sampai membuat sosok jin kala ireng ini terlihat sangat-sangat sempurna.
Tidak ada lagi yang bisa bapak lakukan selain melanjutkan tidur. Bapak mencoba untuk memejamkan matanya sejenak. ia berharap, kejadian itu hanyalah kejadian kecil yang tidak akan terulang kembali.